Kawasan Asia Afrika atau jalan merdeka merupakan kawasan yang juga dikenal dengan nama kota tua-nya Bandung atau old town-nya Bandung. Disini anda bisa menemukan jakan-jalan dengan pemandangan bangunan tua sisa sejarah. Beberapa bangunan malah masih bertuliskan tulisan-tulisan Belanda yang dicetak dengan ukiran huruf yang sangat khas Eropa. Bangunan-bangunan tua itu memiliki tembok yang sangat tebal dan tinggi. Tempat ini juga merupakan saksi dari Konperensi Asia Afrika yang diadakan di Gedung Merdeka. Gedung Merdeka kini digunakan sebagai museum tempat mengabadikan berbagai sisa kenangan dari Museum Asia Afrikan, juga berbagai diorama untuk menggambarkan suasana Konperensi Asia Afrika yang terjadi ada 1950-an agar pengunjung semakin bisa membyangkan apa yang terjadi pada saat itu.
Konperensi tersebut adalah konperensi untuk membangun kerja sama antar negar-negara terjajah agar bisa menjadi negara yang maju dalam hal budaya dan ekonomi. Negara-negara tersebut bersatu padu untuk bekerja sama secara ekonomi, sosial dan budaya agar tidak lagi menjadi negara-negara terjajah. Oleh karena itu, museum ini hanya dihadiri dan diikuti negara-negara di Asia dan Afrika karena negara-negara di Eropa dan Amerika umumnya adalah negara-negara penjajah. Selain Gedung Merdeka itu sendiri atau Museum Konperensi Asia Afrika, anda juga bisa mengunjungi tempat bersejarah lain di kawasan Asia-Afrika, Bandung.
Salah satunya adalah hotel Savoy Homann milik keluarga Homann yang dulu kala terkenal dengan sajian rijstafel buatan Ibu Homann yang memanjakan lidah. Di salah satu sisi hotel bergaya art deco ini masih terlihat sebuah mobil tua yang masih terlihat mewah, terparkir dengan anggun menambah kenangan pada masa lalu. Kawasan ini juga memiliki trotoar yang cenderung lebar denganpepohonan dan bangunan bertembok tinggi dan tebal sehingga cocok bagi anda yang ingin menghabiskan waktu dengan berjalan kaki.
Selain kawasan Asia-Afrika, kawasan lain yang juga bisa membawa anda pada kenangan masa lalu adalah di sekitar Jalan Braga. Jalan Braga berada tak jauh dari Jalan Asia-Afrika, anda hanya perlu berjalan selama lima belas menit dan anda sudah sampai di kawasan yang terkenal sebagai tempat nongkrong-nya anak gaul Bandung ini. Jalan Braga memiliki banyak gedung tua, seluruh gedung yang ada di Jalan Braga adalah gedung tua dengan lampu-lampu tua dan jendela tua yang disulap menjadi bar, kafe dan restoran. Beberapa masih bertahan sebagai toko lukisan, toko patung dan juga toko batik. Bagi anda yang pernah merasakan jaman penjajahan Belanda, mengunjungi jalanan ini mungkin akan mengingatkan anda pada masa-masa berjalan kaki dan melihat etalase toko di masa penjajahan.
Di sepanjang jalan braga juga masih terdapat lampu-lampu bergaya khas Eropa, beberapa diantaranya sudah tidak berfungsi karena berumur terlalu tua. Tapi beberapa lainnya masih menerangi jalanan Braga dengan temaram di malam hari. Jalanan Braga juga memiliki jadwal car free day pada hari-hari tertentu, sehingga anda bisa menghabiskan waktu disini untuk bersepeda, jalan kaki atau berfoto tanpa terganggu oleh laju kendaraan. Jika anda ingin membawa pulang sedikit dari keindahan jalanan Braga, and bisa membeli beberapa oleh-oleh kecil disini. Misalnya, batik khas yang masih dijual oleh orang yang menjualnya puluhan tahun yang lalu, saat jalanan ini masih benar-benar berisi orang-orang Eropa, atau bisa juga meminta pelukis Braga melukiskan wajah anda dan membawa pulang lukisan tersebut.
Tuhan menciptakan bandung ketika tersenyum 😀
Terimakasih atas tulisan dan infonya kak, salam kenal, bandung memang kota paling memiliki banyak sejarah.
Mampir-mampir kebandung sambil belanja kak, akan menjadi kenangan tersendiri.