Anda kenal tanaman paria gunung? Saya yakin banyak diantara kita yang agak asing mendengar namanya. Tanaman paria gunung memiliki nama lokal lainnya seperti : ketipes, parenan, pulungan, pepare kurung, cenet areuy, bondot, plentangan, genje. Nama latinnya adalah Cardiospermum halicacabum dari famili Sapindaceae. Nama asing : dao di ling (Cina), balloon vine, heart pea (Inggris).
Tanaman ini bisa tumbuh liar dimana-mana, dai dataran rendah maupun tinggi. Berupa tumbuhan merambat, sulurnya sepanjang 2-3 m, berbulu halus. Daunnya majemuk menjari dengan tepi bergerigi. Bunganya kecil warna putih memiliki alat pembelit untuk memanjat/ merambat. Buahnya melembung berisi 3 biji. Banyak orang menyukai paria gunung sebagai sayuran.
Tanaman paria gunung tersedia di balai pembibitan. Bagian yang digunakan untuk obat : Seluruh bagian tanaman (segar ataupun kering).
Khasiat paria gunung antara lain mengandung saponin, tanin, kalsium, oksalat, sulfur, kalsium dan asam amino. Paria memiliki efek antiracun, antiradang, peluruh air seni, anti-swelling. Sering digunakan sebagai obat sakit kepala, demam, flu, rematik, radang ginjal, radang telinga, diare, disentri, cacingan, sembelit, kencing manis, hepatitis, bisul, luka dan melancarkan siklus haid.
Resep herbal sederhana :
- Sakit kepala : Daun segar dihancurkan, lalu ditempelkan pada kepala.
- Diare, disentri : Daun dan batang segar dicuci, direbus, airnya diminum.
- Kencing manis : 60 g tanaman segar direbus, airnya diminum.
- Bisul, luka : Tanaman segar ditambah nasi dan garam secukupnya, digiling halus lalu tempelkan pada bagian yang sakit.