Tanaman sente memiliki nama lokal : sente, bira (Jawa), ababa, bio, birah (Sumatera), bira, makata, lawira (Sulawesi), hila, kei, kiha, wir (Maluku). Weria, abir (Papua). Nama latinnya adalah : Alocasia macrorrhiza, dari famili Araceae. Nama asing : alocasia, roasting coco, targe taro (Inggris), hai yu (China).
Tanaman asal Ceylon ini termasuk terna menahun setinggi 3-5 meter. Batangnya berwarna cokelat tua dengan bagian dalam berwarna putih. Tumbuhan beracun ini biasa tumbuh liar di sekitar sungai, selokan atau tanah yang lembab. Daunnya hijau lebar, bentuknya seperti jantung bertangkai.
Bunganya berkelamin tunggal berwarna hijau kekuningan. Buahnya beri berwarna merah. Sebagian orang menyantap tanaman ini terutama batangnya. Setelah dibuang kulitnya, batang dipotong-potong dan direbus dan air rebusan yang kedua kalinya dicampur santan atau kaldu. Batang ini lalu digoreng.
Tanaman sente tersedia di pasar tradisional dan balai pembibitan tanaman obat. Adapun bagian yang digunakan untuk obat adalah batang, rimpang dan buah.
Khasiat tanaman sente : Memiliki efek antiradang, anti-swelling dan penurun panas. Herba ini biasa digunakan untuk mengobati panas malaria, influenza, rematik, diare, TBC paru-paru, luka bisul, keputihan.
Resep herbal sederhana tanaman sente:
1. Luka, bisul : Batang dicuci, diiris tipis lalu dipanggang sampai panas dan ditempelkan pada bagian yang sakit.
2. Rematik : Rimpang dicuci, diiris tipis lalu tempelkan pada bagian yang sakit.
3. Batuk : 5-10 g rimpang kering (atau 15-30 g rimpang segar) direbus cukup lama, buang kulitnya lalu iris tipis dan disangrai bersama beras secukupnya. Rebus dengan air beras sampai berasnya lunak (3-5 jam). Saring, airnya diminum.
Catatan : Karena tumbuhan ini beracun, dilarang dimakan mentah atau segar. Herba sebaiknya direbus cukup lama dan disangrai untuk menghilangkan racunnya. Bila terlanjur keracunan, netralkan dengan minum arak beras atau jahe.