Candi Borobudur merupakan kuil Budha terbesar yang ada di seluruh dunia. Bangunan bersejarah ini diperkirakan berdiri sejak abad ke 9 atau saat masa pemerintahan Dinasti Syailendra. Bahkan UNESCO menetapkan Borobudur sebagai bagian dari situs warisan dunia yang siap membuat siapapun takjub, ketika melihatnya dari dekat berkat kemegahannya.
Peninggalan bersejarah ini telah dibangun sebagai tempat memuja Buddha sekaligus menjadi tempat ziarah. Setiap ukiran yang ditemukan di sudut candi seakan memberikan petunjuk bagi manusia agar menekan hawa nafsunya dari dunia. Manusia juga diajak untuk mendekatkan diri dari kebijaksanaan dan pencerahan yang telah diajarkan oleh Buddha.
Pada tahun 1814, Pasukan Inggris yang berada di bawah pimpinan Sir Thomas Stamford Raffles berhasil menemukan situs bersejarah tersebut. Hingga pada tahun 1835, area candi akhirnya berhasil, struktur bangunannya terlihat lebih jelas dan tampak terawat. Candi Borobudur juga sempat mengalami direstorasi besar besaran yang terjadi pada tahun 1907 hingga 1911.
Direstorasi yang dipimpin oleh Ir. Bvan Erp dilakukan karena ditemukan beberapa bagian bangunan mulai runtuh. Hal ini dilakukan agar bangunan megah tersebut kembali berdiri kokoh seperti semula. Bebatuan yang tercecer kembali dikumpulkan dan disatukan kembali. Hanya saja proses tersebut memakan waktu cukup lama dan dibutuhkan kesabaran.
Tampaknya usaha Ir. Bvan Erp mengembalikannya seperti semula sukses dilakukan, meskipun masih ada beberapa bagian yang menghilang dan tidak pernah ditemukan kembali. Pemerintah Indonesia serta bantuan dari para ahli di seluruh penjuru dunia juga sempat melakukan proses pemugaran, agar lumut dan kotoran menghilang.
Bangunan berbentuk kotak dan dilengkapi dengan empat pintu masuk ini cukup unik, karena bagian tengah Candi Borobudur justru berbentuk lingkaran. Sedangkan jika dilihat ke bagian dalamnya, Anda akan menyadari bahwa bangunan bersejarah ini dibagi menjadi tiga zona berbeda dan terdapat alam Nirwana sebagai bagian pusatnya.
Ketiga zona tersebut terdiri dari Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu. Zona Ramadhatu berisikan 160 relief mengenai Karmawibhangga sutra, yang menjelaskan tentang hukum sebab akibat. Di zona inilah pengunjung akan disajikan relief yang menggambarkan bagaimana sifat serta nafsu manusia, seperti pembunuhan hingga perampokan.
Rupadhatu merupakan zona dimana pengunjung bisa menemukan sekitar 328 patung Buddha yang dilengkapi dengan hiasan relief di setiap ukurannya. Berdasarkan manuskrip Sansekerta, zona Rupadhatu terdiri dari 1300 relief yang membentang sejauh 2.5 km. Sedangkan pada zona Arupadhatu merupakan zona tertinggi atau dijadikan sebagai rumah Tuhan.
Zona ini berbentuk lingkaran dan langsung mengarah ke kubah di bagian stupa, yang merupakan gambaran kebangitan dunia. Uniknya di zona ini tidak ditemukan ornamen atau hiasan sedikitpun, dan hanya ditemukan stupa dengan patung Buddha mengarah ke arah luar candi. Hal ini menggambarkan bahwa Arupadhatu adalah kemurnian tertinggi.
Hal menarik lain dari Candi Borobudur bisa ditemukan pada gaya arsitektur yang tertata secara rapi dan sesuai perhitungan matematika. Hal ini terlihat dari bagian kaki, badan, hingga bagian kepala Candi yang memiliki perbandingan 4:6:9. Penempatan stupa juga tidak dilakukan sembarangan, karena terdapat makna tersendiri di dalamnya.
Selain melihat kemegahan dari kuil Buddha terbesar di dunia, wisatawan masih tertarik datang kesana karena masyarakat lokal yang masih mempertahankan budaya Borobudur. Terdapat sejumlah tradisi tahunan yang masih dilakukan secara rutin seperti Ruwat Sengkolo, Sedekah Gunung, Ritual Gaib, Tetesan, dan masih banyak lagi lainnya.
Beberapa tahun belakangan, berbagai fasilitas telah ditambahkan guna memudahkan menggali dan mengembangkan tradisi budaya Borobudur. Tersedianya fasilitas tersebut sangat membantu masyarakat dalam mengenalkan Candi Borobudur ke masyarakat luas. Alhasil hingga kini bangunan bersejarah tersebut masih sering dikunjungi wisatawan dari seluruh penjuru dunia.